TY - GEN AU - Adrian Chrisnahutama AU - Eka Afrina Djamhari AU - Herni Ramdlaningrum AU - Ah Maftuchan AU - Rahmanda Muhammad Thaariq T1 - Policy Brief 14 - Cukai Rokok Tinggi: Menuju Indonesia Sehat Badan dan Sehat Fiskal T2 - Perkumpulan PRAKARSA PB - Perkumpulan PRAKARSA DA - 2019/6// PY - 2019 AB - Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa di Indonesia semakin meningkat, dari 33 persen pada 2000 menjadi 39 persen pada 2016. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prevalensi merokok tertinggi di dunia (WHO, 2018). Andil pemerintah dalam pembatasan dan pengendalian konsumsi rokok sangatlah menentukan tinggi rendahnya prevalensi merokok. Namun, sampai saat ini Indonesia belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) sebagai sebuah komitmen global untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat melalui pengendalian konsumsi tembakau yang disepakati oleh negara-negara anggota World Health Organization (WHO). FCTC bertujuan melindungi generasi sekarang dan masa depan dari dampak konsumsi rokok. FCTC mendorong negara peserta konvensi FCTC untuk mengambik langkah-langkah yang kuat, sungguh-sungguh dan memuat standar minimal dari konvensi tersebut. Indonesia adalah salah satu dari sembilan negara di dunia yang belum meratifikasis FCTC, Indonesia satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi FCTC dan Indonesia satu-satunya negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang belum meratifikasi FCTC. Pemerintah Indonesia beralasan bahwa kebijakan pembatasan konsumsi tembakau yang drastis akan berdampak buruk bagi perekonomian nasional, mengancam kelangsungan hidup petani tembakau, mengancam kepentingan pemilik industri rokok dan pekerja industri rokok. Sementara itu, dampak buruk konsumsi rokok terhadap menurunnya kemampuan daya beli kelompok miskin atas komoditas pokok dan nutrisi kurang menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam kebijakan pengendalian konsumsi tembakau dan rokok. Padahal, penerapan kebijakan pembatasan rokok yang lemah akan semakin mencengkram ekonomi kelompok miskin. WHO (2018) menyatakan bahwa beban kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi rokok menyebabkan rumah tangga jatuh ke dalam jurang kemiskinan. ER -