Menjinakkan Metakuasa Global; Suara Indonesia Untuk Globalisasi Yang Lebih Adil
Januari 2008
Imam Cahyono, Ali Alatas

Metrik

  • Eye Icon 778 views
  • Download Icon 372 kali diunduh
Metrics Icon 778 views  //  372 kali diunduh
Menjinakkan Metakuasa Global\u003B Suara Indonesia Untuk Globalisasi Yang Lebih Adil Image
Abstrak

Pembahasan mengenai topik globalisasi memang tidak pernahluput dari kontroversi, baik antara kalangan politisi, pakar, bisnis maupun wakil-wakil lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pihak yang proglobalisasi beranggapan bahwa globalisasi, terutama, dipicu oleh kemajuan-kemajuan luar biasa akhir-akhir ini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan transportasi. Jadi, bukan buatan satu atau sekelompoknegara tertentu. Globalisasi akan dapat mendatangkan kemajuan dan kemakmuran bagi umat manusia jika dimanfaatkan dengan baik. Pihak yang kontraglobalisasi beranggapan bahwa globalisasi pada dasarnya merupakan rekayasa negara-negara industri maju tertentu untuk melanggengkan dominasinya atas negara-negara berkembang dan terbelakang.

Saya sendiri pernah melukiskan globalisasi sebagai sebuah kekuatan yang buta, yang perlu dituntun oleh aturan-main pada tingkat global yang adil dan jelas, agar tidak menimbulkan kerugian dan malapetaka bagi yang belum bisa atau belum siap memanfaatkannya. Tidak dapat disangkal, bahwa pada kenyataannya dewasa ini bagian terbesar negara berkembang dan miskin justru kian terpuruk dan terpinggirkan olehnya.

Namun, lambat-laun telah tumbuh kesadaran, bahwa melawan arus globalisasi akan sia-sia dan, lepas dari kontroversi tentang asal-usul globalisasi, setiap negara dan setiap pemerintah tidak memiliki pilihan lain kecuali menghadapi proses serta segala implikasi globalisasi dengan kemampuan yang ada. Lebih penting kiranya untuk berusaha agar globalisasi, yang disertai persaingan antarnegara yang ketat, berjalan secara lebih adil dan lebih merata, sehingga dapat dinikmati negara-negara berkembang dan miskin pula. Untuk ini diperlukan upaya serta kesepakatan masyarakat internasional untuk mengembangkan aturan-aturan main yang fair dan lebih seimbang dalam tatakelola global (global governance).

Kendati globalisasi sedang terjadi pada berbagai segi kehidupan masyarakat, globalisasi di bidang ekonomi yang paling menonjol dan berdampak nyata dalam tata kelola global tersebut. Dan, berbicara mengenai menata kembali globalisasi ekonomi tentunya perlu meneliti dan merombak ataupun menyesuaikan struktur serta cara operasional lembaga-lembaga keuangan internasional yang memainkan peran menentukan, yaitu Bank Dunia (IBRD), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pendekatan ini pula yang diterapkan dalam buku Menjinakkan Metakuasa Global: Suara Indonesia untuk Globalisasi yang Lebih Adil, yang merupakan hasil kajian sejumlah pakar yang tergabung dalam upaya Perkumpulan Prakarsa dan diterbitkan oleh PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Ketiga lembaga internasional tersebut, khususnya Bank Dunia dan IMF, pada kenyataannya didominasi oleh Amerika Serikat dan negara-negara maju sekutunya dan sangat mempengaruhi mekanisme tata kelola berbagai aspek globalisasi ekonomi yang berdampak negatif terhadap kepentingan negara-negara berkembang. Aspek-aspek yang dianggap sangat mencolok dalam tata-kelola lembaga keuangan internasional tersebut antara lain menyangkut representasi keanggotaannya yang tidak demokratis, sistem persuaraan dalam pengambilan keputusan yang berat pada negara maju, minimnya transparansi dan akuntabilitas. Ketimpangan dan ketidakadilan dalam tata kelola ini telah lama menggugah keprihatinan, bahkan protes, dari negara-negara berkembang dan beberapa pakar dari Barat yang bersimpati terhadap kepentingan negara berkembang. Tapi harus diakui bahwa usaha memperbaiki keadaan ini hingga sekarang hasilnya masih jauh dari harapan.

Upaya mengajukan usulan-usulan dalam rangka memperjuangkan reformasi lembaga-lembaga itu para pakar Indonesia dan penulis buku ini menyadari betul hal tersebut, namun tetap merasakan urgensi untuk melakukannya. Perlu dicatat bahwa kajian semacam ini tidak terelakkan harus pula menganalisis dan mengevaluasi diplomasi ekonomi Indonesia yang perannya dirasakan masih belum memadai dewasa ini.

Mengingat bahwa dalam khasanah perbukuan nasional tulisan-tulisan mengenai globalisasi dan tata kelola, khususnya peran yang dapat dimainkan oleh Indonesia di dalamnya masih sangat terbatas, saya yakin buku ini akan dapat mengisi kekosongan yang sangat akut. Saya berharap, bahwa buku ini dapat menggugah minat yang lebih besar di antara para penentu kebijakan maupun praktisi dan mendorong para penulis maupun penerbit Indonesia untuk lebih mendalami isu globalisasi yang implikasi-implikasinya sangat nyata berdampak pada kepentingan nasional kita.

Teks lengkap
Show more arrow
 
Lainnya dari repositori ini
Pelanggaran Hak Buruh Perkebunan Sawit: Studi Kasus di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah
Pelanggaran Hak Buruh Perkebunan Sawit: Studi Kasus di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah Image
🧐  Jelajahi semua dari repositori ini

Metrik

  • Eye Icon 778 views
  • Download Icon 372 kali diunduh
Metrics Icon 778 views  //  372 kali diunduh